BAGAIMANA SEORANG MUSLIM MENYIKAPI WABAH VIRUS CORONA BERDASARKAN PETUNJUK
AL-QUR’AN
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ
بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ
بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ
بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ
وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛
"Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat
hamba-hambanya, Maha suci Allah, Dia-lah yang menciptakan bintang-bintang di
langit, dan dijadikan padanya penerang dan Bulan yang bercahaya. Aku bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan
Rasul-Nya, yang diutus dengan kebenaran, sebagai pembawa kabar gembira dan
pemberi peringatan, mengajak pada kebenaran dengan izin-Nya, dan cahaya
penerang bagi umatnya. Ya Allah, curahkan shalawat dan salam baginya dan
keluarganya, yaitu doa dan keselamatan yang berlimpah".
Pembaca yang di rahmati Allah Subhanahu
Wata’ala, sesungguhnya al-Qur’an diturunkan kepada umat manusia secara umum dan
kepada umat orang muslim secara khusus untuk dibaca, direnungkan dan dipahami maknanya. Kemudian kita berusa semampu kita untuk mengamalkannya sehingga menjadi hujjah
dihadapan Allah Subhanahu Wata’ala dan memberi syafaat atau pembela bagi yang
membacanya pada hari kiamat. Karena Allah
Subhanahu Wata’ala telah menjamin bagi siapa yang membaca Al Qur'an dan
mengamalkan isi kandungannya tidak akan celaka di akhirat, dengan firmannya :
﴿ فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ
وَلَا يَشْقَىٰ﴾
Artinya :
"Barang siapa mengikuti petunjuku, ia tidak akan sesat dan
tidak akan celaka."
Allah Subhanahu Wata’ala juga berfirman dalam Surah Al
Isra ayat 82, yaitu:
﴿ وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ
شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ﴾
Artinya :
"Kami menurunkan Al Qur'an yang mengandung obat dan rahmat
untuk orang-orang yang beriman."
Pembaca yang dimuliakan Allah, belakangan ini
kita dihebohkan dengan wabah yang diyakini sangat berbahaya bahkan telah
menelan banyak korban di berbagai belahan dunia, yaitu virus Corona atau Covid-19.
Dan kita sebagai orang yang beriman kepada Allah, pasti selalu meyakini bahwa
virus ini adalah ciptaan Allah Subhanahu Wata’ala. Artinya, virus ini tidak
mampu memberikan kemudharatan (kerugian/mencelakakan) kepada siapa pun kecuali
dengan izin Allah, kita pun tidak mampu terhidar dari virus yang ganas ini
kecuali dengan izin Allah pula. Maka cara terbaik untuk menyikapi keadaan ini
adalah dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada sang pencipta virus
tersebut dengan ikhtiar yang maksimal. Ikhtiar yang maksimal adalah dengan
mengikuti semua instruksi pemerintah dan majelis ulama.
Orang yang beriman kepada Allah Ta’ala pasti
meyakini bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk bagi setiap manusia , lantas bagaimana
Al-qur’an menajdi solusi untuk apa yang kita hadapi saat ini? Untuk itu penulis
akan memaparkan bagaimana seorang muslim menyikapi wabah ini menurut petunjuk
Al-Qur’an.
Jauh sebelum kita mengahadapi musibah ini,
Al-Qur’an telah memberikan isyarat yang jelas tentang bagaimana seorang muslim
memberikan sikap diantaranya adalah :
1. Meyakini bahwa
Corona ini adalah ujian bagi orang yang beriman lalu menerimanya dengan sabar.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat al-baqoroh :
﴿وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ
مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ﴾
Dan sungguh
akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar. (Al Baqarah 2:155)
Al-Imam
Al-Baidhowi dalam tafsirnya mengatakan bahwa makna dari firman Allah Ta’ala di
atas adalah Allah pasti akan memberikan cobaan berupa musibah kepada manusia
untuk menguji mereka apakah mereka akan bersabar dengan ketetapan Allah tersebut
atau malah berbaling dari Allah Ta’ala. Al-Imam mengatakan bahwa imam syafi’i
meriwayatkan makna ayat ini adalah
“لخوف: خوف الله، والجوع: صوم رمضان، والنقص: من الأموال
الصدقات والزكوات، ومن الأنفس: الأمراض، ومن: الثمرات موت الأولاد."
الْخَوْفِ (ketakutan) adalah takut kepada Allah Ta’ala,
kemudian وَالْجُوعِ (kelaparan) adalah puasa di bulan ramadhan,
lalu وَنَقْصٍ مِنَ
الْأَمْوَال (harta yang berkurang) adalah sedekah dan
zakat, kemudian والْأَنْفُسِ (dan jiwa) adalah penyakit, dan الثمرات (buah-buahan) adalah kematian anak-anaknya.
Dan semua ini adalah musibah yang besar, makanya Allah katakan diakhir ayat
berilah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar atas semua musibah yang
Allah tetapkan untuk mereka.
Lantas kenapa
harus sabar? Karena dengan sabar diri akan tenang, pikiran jadi jernih dan
pahala pun akan mengalir. Hingga mudah bagi kita menentukan sikap dan menemukan
solusi. Allah Ta’ala berfirman :
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ} (البقرة: 153)
”Wahai orang-orang
yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah
bersama orang-orang yang sabar.”(al-baqoroh:153)
Dalam ayat lain Allah katakan :
{إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ
حِسَابٍ} (الزمر: 10)
“Sesungguhnya hanya
orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar
: 10)
Bahkan di
syurga nanti mereka akan didatangi oleh malaikat-malaikat dari berbagai pintu
dan malaikat mengatakan salam atas kesabaran mereka, Allah berfirman :
{وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ *
سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ} (الرعد: 23، 24)
“Sedang
malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu * seraya mengucapkan ” Salamun
‘alaikum bima shobartum” atau selamat atas kesabaran kalian di dunia. Maka alangkah
baiknya tempat kalian setelah itu.” (Ar-Ra’du : 23,24)
Dan dalam surat
Al-Mu’minun Allah katakan bahwa orang yang mendapatkan kemenangan yang hakiki
adalah orang yang sabar. Allah berfirman :
{إِنِّي جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوا أَنَّهُمْ هُمُ
الْفَائِزُونَ} (المؤمنون: 111)
“Sesungguhnya
Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, kerena kesabaran mereka;
sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang.” (Al-Mu’minun: 111)
Maka apabila
kita bersabar karena Allah Ta’ala, insya Allah akan mudah bagi melewati musibah
ini. ومن صبر ظفر وفاز
في الدنيا والآخرة artinya barang siapa yang bersabar pasti akan berhasil dan akan jadi
pemenang di dunia dan akhirat.
2. Menyerahkan
segala sesuatunya kepada Allah Ta’ala dan mengatakan “Innalillahi wainnailaihi
roji’un”. Sebagaimana firmannya :
}الَّذِينَ
إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ{
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji´uun". (Al Baqarah 2:156).
Ayat ini mendefinisikan siapakah
orang yang bersabar yang mendapatkan kabar gembira dari Allah sebagaiman yang
dijelaskan pada ayat sebelumnya. Orang yang bersabar itu adalah yang
mendapatkan lalu mengucapkan kalimat : "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji´uun”.
Ibnu Katsir
dalam tafsirnya mengatakan bahwa makna dari ayat ini adalah berserah diri kepada Allah terhadap
apa yang menimpa mereka, kemudian mereka meyakini bahwa mereka adalah milik
Allah Ta’ala dan Allah berhak melakukan apa saja kepada mereka, dan mereka juga
meyakini bahwa tidak ada yang luput dari pengetahuan Allah di hari kiamat nanti
walau hanya sekecil atom, maka sebab itulah mereka menyadari bahwa mereka
adalah hamba Allah dan kepada Allah pula mereka akan kembali di negri akhirat.
3. Meningkat ketakwaan
kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Allah ta’ala berfirman :
}وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا{
“Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (At-thalaq
: 2 )
Dan di ayat
yang ke-4 masih di surat At-Thalaq Allah Ta’ala berfirman :
}وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا{
“Dan barang
-siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan
dalam urusannya.” (At-Thalaq : 4 )
Pada surat
At-Thalaq ayat 2, Al-Imam Al-Bagowi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa kebanyakan
mufassir menyebutkan bahwa sebab turunnya ayat ini adalah ketika seorang
laki-laki datang kepada Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam mengadu bahwa anaknya
telah jadi tawanan maka Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam mengatakan :
))اتَّقِ
اللَّهَ وَاصْبِرْ، وَأَكْثِرْ مِنْ قَوْلِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا
بِاللَّهِ((
“Bertaqwalah
kepada Allah dan bersabarlah kemudian perbanyak dzikir “Laa Haula Walaa Quwwata
illa Billahi”.
Maka laki-laki
itupun melakukan perintah dari Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam, dan suatu hari
ketika dia duduk di rumahnya tiba-tiba anaknya yang telah jadi tawanan itu
datang ke rumah sambil membawa unta.
Artinya kalau
kita yakin kita tidak bisa berbuat apa-apa dalam menangani virus ini, maka kita
bantu orang lain dengan doa kita dan yang paling penting lebih mendekatkan diri
kita kepada Allah Ta’ala walau tidak harus kemesjid (Apabila telah ada larangan
kemesjid di daerah kita).
4. Memaksimalkan ikhtiar
dengan mengikuti semua arahan pemerintah dan para ahli dalam bidang penanganan
virus ini, Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 43 dan Al-Anbiyaa’ ayat 7 :
}فَاسْأَلُوا
أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ{
“maka bertanyalah
kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”
Rosyid Ridha
dalam tafsirnya Al-Mannar mengatakan bahwa kata “Dzikro” hakikatnya
adalah sesuatu yang agung dan besar sehingga mengundang kesungguhan hati yang
biasa di sebut dengan “dzikrol Qolbi” dan apabila diucapkan atau seseorang
mengingatkan ke yang lain disebut dengan “Dzikrol Lissan” dan di sini Allah menggunakan majaz yang
berarti orang yang menyampaikan adalah memiliki keutamaan dan ilmu yang mempuni
atas apa yang sampaikan. Seperti firman Allah ta’ala :
}وَإِنَّهُ
لَذِكْرٌ لَكَ وَلِقَوْمِكَ{
“Dan sesungguhnya
itu adalah peringatan dari Allah untukmu dan untuk kamu-mu”
Maka dari menafsiran ini kita bisa memahami
bahwa saat ini pemerintah, ulama dan ahli medis adalah tempat kita berpijak. Maka
wajib untuk mengikuti semua arahan mereka karena mereka adalah ahli dzikri
dalam kasus virus corona ini.
Sekian apa yang
bisa saya bagikan dari ilmu yang sangat terbatas ini. Saya memohon kepada Allah
Ta’ala agar menjadikan kita bagian dari orang-yang bersabar atas apa yang telah
ditetapkan oleh Allah Ta’ala. Semoga kita mampu menjadi umat yang selalu
mengambil hikamah dari setiap musibah ataupun ujian dari Allah Ta’ala. Dan yang
terakhir semoga Allah Ta’ala mengangkat musibah ini dari negri yang kita cintai
ini (indonesia).
Saya berpesan
untuk diri saya pribadi dan seluruh pembaca dimanapun berada agar kita
memperbanyak istigfar dan tobat kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Akhir kata
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.
Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Masya allah
ReplyDelete