Sunday, March 22, 2020

Dirosah Uslub (Arti kata س - ب -ح dalam Al-Qur'an) makna,korelasi,dan contoh


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah
Uslub secara bahasa berarti jalan bahkan orang arab sering mengatakan bahwa barisan kurma adalah uslub, jalan yang panjang pun kadang di sebut sebagai uslub. Maka bisa dikatakan bahwa uslub adalah jalan, barisan, cara, metode bahkan madzhab. Seperti ungkapan yang sering kita dapati pada kitab-kitab fiqih dan ushul fiqih “Hum sawa’ fil uslub” atau “Nahnu ‘ala uslubin sawa’ “  .
Dalam ilmu balagah, jumhur atau mayoritas ulama mengartikan uslub dengan sebuah metode dalam memilih redaksi dan menyusunnya, untuk mengungkapkan sejumlah makna agar sesuai dengan tujuan dan pengaruh yang jelas. Sebagian ahli balagah mengatakan bahwa uslub adalah berbagai ungkapan redaksi yang selaras untuk menimbulkan beragam makna yang dikehendaki.
Uslub al-Qur’an artinya metode yang  digunakan al-Qur’an dalam memilih mufrodat atau kosa kata dan gaya kaliamatnya. Sebagaiman yang disebutkan oleh Ali Al-Jarim dan juga musthofa usman bahwa uslub adalah makna yang terkandung pada kata-kata dan terangkai sedemikian rupa sehingga lebih cepat mencapai sasaran kalimat yang dikehendaki dan lebih menyentuh jiwa para pendengarnya. Maka bisa dikatakan bahwa uslub al-Qur’an adalah gaya bahasa al-Qur’an yang tidak ada duanya dalam menyusun redaksi penuturnya dan memilih redaksi. Oleh karena itu jumhur ulama mengatakan bahwa al-Qur’an memiliki uslub yang berbeda dengan uslub-uslub arab lainnya, mulai dari segi penulisannya, retorikanya, hingga susunan kalimatnya.
Setelah kita paham apa yang makasud dengan uslub, maka kita akan sadar bahwa al-qur’an memiliki gaya tersendiri dalam menyampaikan sesuatu dan itulah mukjizat al-qur’an. Dan kita pun akan menyadari betapaa pentingnya memahami uslub demi memahami isi kandungan ayat tersebut. Karena al-Qur’an adalah petunjuk , lantas bagaimana kita bisa memahami petunjuk tersebut apabila kita tidak memahami  arti yang terkandung dalam al-Qur’an? . Olehnya pada tulisan kali ini penulis akan membahas salah satu uslub yang terdapat dalam al-Qur’an yaitu uslub lugowi atau adabi yang artinya Bahasa dengan berfokus pada kalimat    س – ب - ح   “ .
2. Rumusan Masalah
a.       Apa manka kata “س – ب - ح    ?
b.      Bagaimana korelasi kata س – ب - ح     dengan nama surat dalam al-Qur’an ?
c.       Bagaimana bentuk-bentuk  س – ب - ح    dalam al-Qur’an ?
3. Tujuan
a.       Untuk  memahami makna س – ب - ح   
b.      Untuk mengetahui korelasi kata س – ب - ح     dengan nama surat dalam al-Qur’an
c.       Untuk mengetahui bentuk-bentuk س – ب - ح    dalam Al-Qur’an



Bab II
Pembahasan
1. Makna kata س – ب - ح    (sabaha)
       Makna dasar dari kata س – ب - ح    adalah pujian, sanjungan, puji-pujian, berenang, berendam, selesai, perjalanan, tidur, berjalan jauh, banyak, menggali, dan masih banyak lagi. Kata dasar ini sebagai kata kerja berkaitan dengan makna berenang, merenangi, memuji, menyanjung, mendewakan, memuja, memuji-muji, memperdewa, memperdewakan, memuja-muja, mendewa-dewakan, memuliakan, mengagungkan, bermadah, menyanjungkan, mengangkat-angkat, pening, membertahu rosario seseorang.
          Dari kata dasar inilah akan lahir banyak  kata baru dengan makna yang pastinya tidak akan jauh dari kata dasar tersebut. Seperti kata sabbaha (سَبَّحَ) dengan tasydid pada huruf ba dengan semua harakatnya terbuka atau fatha maka artinya adalah memuji, menjanjung, atau bertasbih. Dan  kalimat tasbih pun kembali lagi ke kata dasar yaitu س – ب - ح    hanya mengalami sedikit perubahan harakat dan ditambahkan objek menjadi “subbhanallah”  artinya adalah maha suci Allah.


2. Korelasi kata  س – ب - ح   “ dengan nama dalam al-Qur’an          
Pada saat kita membaca al-Qur’an kita akan menemukan beberapa surat yang di di buka dengan kata sa-ba-ha namun ada sedikit perbedaan antara surat yang satu dengan surat yang lain. Kadang  kita akan menemukannya dengan kata sa-ba-ha pada awalan satu surat dan kadang pula kita  akan menemukannya dengan kata yu-sab-bihu dalam surat lain. Maka bagaimana cara kita membedakan mana surat yang diawali dengan kata sa-ba-ha dan surat yang diawali dengan yu-sab-bihu ?
 Dalam tulisan ini penulis ingin memberikan sedikit rumus yang berkaitan dengan korelasi kata sa-ba-ha dengan nama surat. Secara umum seorang hafidz asal indonesia yang melanjutkan studi di Universitas Islam Madina fakultas Qur’an (Syauqi Ahmad Labib ) membagi kepada 2 kaidah yaitu :
1.      Apabila huruf pertama dari nama surat yang sedang kita baca tidak ada titiknya, maka diawali dengan kalimat (سبح), karena sama-sama tidak ada titik di huruf pertamanya
Contoh :
a. (الحديد) Surat Al Hadid, huruf pertamanya adalah huruf (ح), maka ayat pertama dari Surat ini diawali dengan kalimat (سبح)
b. (الحشر) Surat Al Hasyr, huruf pertamanya adalah huruf (ح), maka ayat pertama dari Surat ini diawali dengan kalimat (سبح)

2.  Apabila huruf pertama dari nama surat yang sedang kita baca tidak ada titiknya, maka diawali dengan kalimat (سبح), karena sama-sama tidak ada titik di huruf pertamanya
Contoh :
a. (الحديد) Surat Al Hadid, huruf pertamanya adalah huruf (ح), maka ayat pertama dari Surat ini diawali dengan kalimat (سبح)
b.  (الحشر) Surat Al Hasyr, huruf pertamanya adalah huruf (ح), maka ayat pertama dari Surat ini diawali dengan kalimat (سبح).


KATA س – ب - ح   “ DI AWAL SURAT
No
Nama surat dan ayat
Lafadz
1
Al-Ḥadid (57) : 1
Al-Ḥasyr (59) : 1
Al-Ṣaff (61) : 1
سَبَّحَ
2
Al-Jumu‘ah (62) : 1
Al-Taghābun (64) : 1
يُسَبِّح
3
Al-Isrā’ (17) : 1
سُبْحَانَ
4
Al-A’lā (87) : 1
سَبِّحْ














3. Bentuk kata س – ب - ح   “ dalam Al-Qur’an
Apabila kita memasukan kata س – ب - ح     sebagai kata kunci pada aplikasi kamus al-Qur’an atau bila kita mencari kata tersebut dalam buku-buku kamus al-qur’an maka kita akan menemukan bahwa kata tersebut terulang sebanyak 92 kali yang terdiri dari isim (kata benda) sebanyak 48 kali dan kata kerja sebanyak 44 kali. Hal ini di perkuat dengan sebuah jurnal yang meneliti tentang kamus al-Qur’an yang berjudul Al-Mu’jam Al-Mufahras Li al-Faz al-Qur‘an karya Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi, Dan peneliti pendapati ada 92 lafdz tasbih yang terletak diawal, tengah dan akhir ayat. setiap makna akan berubah sesuai dengan bentuk huruf, harakat, dan susunan kalimat. Diantaranya adalah kata يُسَبِّحُونَ yang terulang 4 kali di 4 surat yang berbeda yaitu pada surat al-Anbiya ayat 20, Az-Zumar ayat 75, Fushilat ayat 38, dan Asy-Syuro ayat 5. Arinya adalah bertasbih tapi menggunakan bentuk jamak sehingga artinya jadi mereka bertasbih.
Kata س – ب - ح      apabila berbentuk fi’il atau kata kerja maka bermakna tasbih atau sholawat memuji dan juga mengagungkan kepada Allah dengan lafadz yang telah berubah menjadi isim (kata benda) “Subhanallah” . dan kalimat tasbih sendiri dalam al-Qur’an setidaknya memiliki tiga makna yang berbeda, makna selalu di sesuaikan dengan konteks kalimat atau bentuk perubahan kata dasar sa-ba-ha. Diantaranya  Kata تَسْبِيْحًا bermakna صَلَّى yaitu bersalawat kepada Allah. وَ سُبْحَانَ للهِ  yaitu نزَّهَه تَعَالَى وَ مَجِّدُه yakni mensucikan Allah dan memuliakan-Nya, lalu Apabila kata tasbih menjadi kata السُبْحَة maka bermakna do’a dan salat Nafilah (salat yang dilakukan di malam hari dengan jumlah sebelas rakaat). Dan Ketika kata tasbih menjadi kata سُبْحَانَ للهِ bermakna takjub dan menjauhkan Allah dari segala keburukan.
Seperti kata  سُبْحَانَ dalam surat al-Baqoroh ayat 116 dan surat al-Isra ayat 1 keduanya menggunakan susunan huruf yang sama dan artinya pun sama namun makna tersiratnya berubah mengikuti susunan kalimat yang ada.
وَقَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا ۗ سُبْحَانَهُ ۖ بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ
Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya. (Al Baqarah 2:116). Pada ayat ini kata سُبْحَانَه atau mensucikan Allah dari ucapan Yahudi, Nasrani, dan kaum musyrik. Mereka mengatakan Allah memiliki seorang anak, namun dengan kata Maha Suci Allah membantah segala perkataan mereka. Artinya Allah itu maha suci maka mustahil yang maha suci melahirkan dan dilahirkan. Dengan kata lain kata سُبْحَانَه adalah penafian terhadap apa yang mereka katakan. Sedangkan pada surat al-Isra ayat 1 :
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al Israa' 17:1) . Sedangkan Kata سُبْحَانَ pada ayat di atas ialah Maha Suci Allah dengan sempurna yang telah mengisrakan atau memperjalankan nabi Muhammad Saw pada satu malam. Maka makna sebenarnya ialah takjub atau menyatakan hal luar biasa yang tidak dapat dibayangkan oleh manusia, dan yang paling menakjubkan lagi adalah perjalanan nabi yang sangat singkat dengan jarak yang sangat jauh.



Bab III
Penutupan
1.      Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan sebagai berikut :
1.      Uslub bahasa adalah cara atau metode yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu dan uslub Al-Qur’an artinya metode yang  digunakan al-Qur’an dalam memilih mufrodat atau kosa kata dan gaya kaliamatnya.
2.      Al-Qur’an memiliki uslub yang khusus dan tidak dimiliki oleh bahasa manapun di dunia ini termasuk bahasa arab.
3.      Kata س-ب-ح  terulang sebanyak 92 kali dalam al-Qur’an
4.      Kata س-ب-ح  secara umum memiliki 2 makna yaitu pujian kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan juga bermakna pengingkaran atas apa yang tidak sesuai dengan keagungan Allah Subhanahu Wata’ala.




DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Munawwir, Amhamd Warson, Kamus Al-Munawwir, Surabaya : Pustaka Progressif, 1984
‘Abd Al-Bāqῑ,  Muhammad Fuad, Al-Mu‘jam al-Mufahras li al-Fᾱẓi Al-quran, Kairo: Dar al-Kutub Misriyyah, t.t.
Ma’luf,  Lois, Al-Munjid fii al-Lughah,  Beirut:Darr al-Masyqiq,1992
Ali, Muhammad, Turath al-Syii’ati al-Qur’anī, Riyad: Maktabah al-Tafsir wa Ulum al-
Quran, tt
Salsabila, Syarifa, Penyebutan Kata Tasbih di Awal-Awal Surat Al-Qur’an, Banda Aceh : UIN Ar-Raniry, 2018






Share:

0 comments:

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *

Powered By Blogger

instagram

instagram
isal_alhasbyi

Definition List

Unordered List

Support